Senin, 16 Januari 2012

Testimony


Para pasien gangguan penyakit jantung yg sudah sembuh:
Wawan (53 thn) Jantung Koroner 1 Ring
Setelah 1 ring terpasang, masih dirumah sakit, keadaan tidak bertambah baik. Ternyata jantung saya harus dikateter ulang untuk dicari apa masalah yang menbuat sakit, nyeri itu belum juga hilang. Tapi saya berpikir untuk pulang dan mungkin perlu waktu  sampai benar-benar menbaik kembali. Tiga bulan berlalu keadaan sama saja. Akhirnya saya mencoba terapi di Klinik Hirudo, pada terapi ke-4 satu persatu  keluhan saya mulai hilang dan pada terapi ke 8 kerja jantung saya telah normal kembali. Benar-benar satu metode pengobatan yang cukup baik untuk penyakit jantung koroner. January 2010

Gina (32 thn) Katup Jantung Bocor
Dalam tiga tahun terakhir saya ini harus sering ke rumah sakit untuk mengobati penyakit jantung saya menurut dokter, katup bocor. Bermacam-macam obat telah saya minum termasuk 2 butir viagra per hari tapi keadaan tidak kunjung sembuh. Jari tangan dan bibir masih tetap membiru, nafas sulit diatur kadang tenaga bisa hilang tanpa sebab. Jujur, sangat tidak berwarna hidup ini bagiku. Disarankan oleh Papa, saya mulai mengikuti terapi  di Klinik Hirudo, botol herbal pertama telah kurasakan di kuku jari-jariku mulai tidak biru lagi. Mulai terapi, obat kimia tidak lagi saya minum. Saya ikuti terapi ini sampai 24 kali dalam tiga bulan hasilnya sangat banyak kemajuan, irama jantung sudah normal kembali. kalau persentase mungkin bisa mencapai 80 persen. Kadang bila terlalu lelah masih ada timbul biru dibibir dan jari-jari tangan tapi dalam 5 – 10 menit keadaan kembali normal. Mudah-mudahan keadaan ini akan terus bertahan. January 2010

Sri Wahyuni (63 thn) Gangguan Irama jantung
Penyakit jantung, gangguan irama jantung menurut dokter, ini telah saya alami selama 4 tahun, tidak bisa tidur bila malam karena detak yang kadang kencang sekali, lain waktu bisa berhenti. Sudah tidak ada rasa takut lagi dengan keadaan ini di 2 tahun terakhir. Rasa sakit kadang-kadang timbul bila baru dari kamar mandi. Setelah saya ikuti terapi di Klinik Hirudo yang ke-10 kali keadaan kerja jantung saya telah normal kembali seperti sebelum sakit. Tadinya sewaktu dibawa anak saya ke klinik saya berpikir mana mungkin bisa diobati dengan cara terapi lintah dan herbal, nyatanya pendapat saya salah. February 2010

Bondan (51 thn) Jantung Koroner
Saran dari dokter, jantung saya harus di by pass. Setelah dikateter ada empat jalur yang terjadi penyempitan dari 70 s/d 100 %. Saya paling takut di operasi kalau masih dianjurkan pasang ring saya masih mau, tapi operasi ? Tunggu dulu. Rasa tercekik, sakit dan nyeri terus-terusan terjadi hampir setiap hari. Suatu saat istriku bilang ada terapi Klinik Hirudo khusus penyakit jantung, itu adalah satu kata yang menbuat saya gembira, tidak merasakan sakit yang pada saat itu mendera. Tidak terasa sudah 24 kali saya mengikuti terapi di Klinik Hirudo, pada akhirnya memang saya tidak perlu tindakan medis dari rumah sakit. Kehidupan saya telah normal kembali. February 2010

H Samsul (44 thn) Jantung Koroner
Selesai dikateter ,keputusan dari dokter tidak bisa dilakukan by pass maupun tindakan lain, karena fungsi kerja jantung sangat lemah, tidak boleh ada tindakan kalau keadaan tidak mau menjadi tambah buruk, rujukan dari dokter daerah Jakarta untuk di by pass. Saat itu benar-benar untuk jalan saja, saya rasakan sudah satu upaya yang sangat berat. Tidur kepala harus diganjal 3 bantal. Sudah 6 bulan  sejak pemeriksaan, saya ke klinik Hirudo. Diterapi dan pada botol herbal ke dua keadaan saya mulai ada perubahan tidur sudah bisa dengan 1 bantal dan bisa tidur. Makan mulai ada nafsu. Rasa sesak sudah berkurang. Yang paling mengembirakan adalah hubungan suami istri sudah tidak ada masalah, tadinya benar sudah tidak ada kemampuan lagi. Saya mengikuti terapi ini sampai 24 kali dan hampir semua keluhan sudah hilang , memang kadang sewaktu terburu-buru masih ada rasa sesak dan nafas pendek. Keadaan ini sudah jauh lebih baik daripada tidak bisa apa-apa seperti sebelum terapi. February 2010

Lisa (56 thn) Jantung Koroner 1 Ring
Dari hasil cek terakhir, disarankan harus dipasang ring tambahan lagi. Padahal tahun lalu baru dipasang 1 ring. Atas saran keponakan saya untuk mengikuti terapi di Klinik Hirudo suatu pengobatan alternative khusus penyakit jantung. Setelah terapi yang ke tiga mulai ada perubahan yang tadinya untuk berdiri dari kursi saja sudah capek sekali, saat ini untuk naik tangga ke lantai dua, masih capek, tapi tidak terlalu  lagi. Rasa sakit yang seperti ditusuk-tusuk jarum di dada sudah mulai hilang, keringat waktu tidur juga sudah  hilang. Buang air besar mulai membaik setiap hari, badan segar bisa olaraga setiap hari. Pada terapi ke 16  keadaan jantung saya sudah baik kembali. Ternyata masih ada cara lain selain pasang ring.
Maret 2010

Timotius (55 Thn) Jantung Koroner
Sebelum saya kenal Klinik Hirudo hampir setiap hari bila terjadi serangan yang ada dalam benak saya adalah, bisakah saya melewati ini tanpa harus di bawa ke rumah sakit? Sakit dan nyeri mendera 1 s/d 3 kali dalam satu hari tidak juga pulih siang maupun malam. Padahal tidak pernah lupa minum obat dari dokter. Penyakit jantung koroner ini telah 4 tahun, satu tahun belakangan ini sungguh saya sangat menderita. Bersama istri saya mencoba terapi di klinik Hirudo, memang pada botol herbal pertama belum ada reaksi yang jelas malah kepala saya jadi sakit. Tapi pada botol herbal ke-3 keadaan jantung saya sakitnya hanya bila malam hari saja, dalam masa terapi s/d yang ke-16 kali obat dokter tidak saya minum lagi. Tidak pernah ada lagi rasa sakit dan nyeri dijantung saya, Terima kasih Tuhan atas segala kesembuhan yang terjadi. Maret 2010

Sriyani (59 thn) Jantung Koroner
Jantung saya telah di by pass 1 tahun yang lalu. Tapi kondisi jantung saya mulai ada rasa yang tidak nyaman lagi, persis seperti awal sebelum kena serangan jantung yang akhirnya karena ada 3 penyumbatan 70, 78. 91 persen, saran dari dokter lebih baik di by pass dari pada dipasang ring. Saya coba cari di web (internet) apa ada cara lain untuk minimal menjaga agar jantung saya tidak perlu lagi dipasang ring, Di Klinik Hirudo saya coba ikuti terapi lintah dan minum ramuan herbal sebanyak 8 botol dalam masa 1 bulan, Rasa nyeri/sakit didada kiri nafas pendek, keringat bila malam hari dan sulit tidur. luar biasa, semua keluhan saya telah hilang. Terima kasih Klinik Hirudo.Maret 2010

Rizal (65 Thn) Ex By Pass
Baru 10 bulan jantung saya di by pass, dada kiri Kanan panas sampai ke batang leher rasanya seperti tercekik, malam hari bisa ganti 3 helai baju kaus yang sebentar-bentar basah oleh keringat. Tenaga hilang dan tidak bisa makan, sulit tidur kadang sakit disekitar jantung bila naik tangga atau kerja agak berat. Diterapi keempat kalinya keadaan saya mulai baik ditandai oleh rasa panas yang mulai berkurang dan pada malam hari bisa tidur, saya ikuti terapi sampai 16 kali dan semua keluhan maupun rasa sakit sudah tidak ada lagi. Rupanya masih ada cara lain selain tindakan medis. Maret 2010

Hanafi (56 thn) jantung Koroner
Sudah 6 bulan ini dada kiri sakit seperti ditindih beban yang amat berat. Kadang narik nafas tidak nyambung tangan berkeringat kaki kesemutan kalau jalan seperti robot. Saya mengikuti terapi herbal selama 16 kali dalam 2 bulan, pada botol herbal ke 4 keadaan pernafasan saya mulai menbaik, sakit didada kiri dan rasa tertusuk yang tembus kebelakang sudah tidak terasa lagi. Dari hasil pemeriksaan dokter 2 minggu selesai terapi, kondisi jantung saya dinyatakan tidak ada gangguan lagi. April 2010
"ANGINA PEKTORIS"  MENGANCAM HIDUPKU Dalam istilah medis angina pectoris merupakan suatu proses nyeri tiba-tiba yang biasanya dirasakan dibagian dada atau kadang ditempat lain seperti pada lengan, bahu bagian kiri. Gejala ini disebabkan oteh terhalangnya aliran darah, hingga menyebabkan berkurangnya pasokan oksigen kejaringan organ jantung. Keadaan tersebutlah yang dialami pak Nurdin beberapa waktu lalu. Pola makan kebanyakan orang Sumatra yang menitikberatkan pada jenis makanan yang kandungan lemak tinggi, khususnya santan telah membuat dirinya merasakan keluhan dan ketidaknyamanan dalam tubuh. Ditambah lagi dengan fisik yang tidak memadai karena kecelakaan lalu lintas enam tahun lalu menambah sederet luka yang menyiksa. Dengan bantuan dua tongkat penyangah, susah payah dilewatinya hidup dengan segala keterbatasan diri dan finansial. Ditambah lagi .dengan statusnya sebagai pasien dirumah sakit jantung Jakarta semakin membuatnya dalam situasi yang tak menentu. Adanya penyumbatan pernbuluh darah diarea jantung telahmembuatnya masuk dalam daftar orang-orang yang seolah memiliki bom waktu dalam dirinya yang setiap saat, setiap waktu bisa meledak. Hipertensi dan diabetes pun telah lama pula beliau miliki. Komplikasi, penyatuan beberapa penyakit telah lama terjadi. Semua itu meniadi suatu kekhawatiran yang luar biasa. Hingga tertanam rasa takut bila berada ditoilet, perasaan tak menentu, Gemetar, panic dan nyeri punggung hingga muncul debaran jantung yang kuat dan rasa dingin yang mengigil disertai rasa sakit yang sangat. Bila keluar dari kamar mandi harus diurut bagian dada kiri dan pintu maupun jendela harus terbuka untuk mendapatkan udara yang seger bila tidak nafas akan sulit nyambung. Kateterisasi pun telah dilakukan pihak rumah sakit hingga dua kali. Operasi pemasangan ring pun sudah, dan serangkaian tindakan yang diperintahkan dokter pun telah dilakukan. Rumah sakit seolah telah menjadi rumah keduanya. Terlalu seringnya beliau mendapat serangan tiba-tiba hingga bermalam dan rawat inap. Keadaan tersebut pun terus berjalan pasang surut, kadang normal tapi kadang pula menyerang dengan debaran yang tak terkira. Bantuan tabung oksigen telah menjadi satu-satunya alat penenang dikala dirinya panic karena menahan rasa sakit. Keadaan tersebut terus berjalan. Rasa tak nyaman dan segudang keluhan pun tetap datang, obat yang diresepkan dokter bukan lagi sedikit. Dari obat A hingga Z semua ada. Tapi belum ada perubahan yang berarti. Dalam keterpurukan ternyata masih ada cahaya untuk beliau. Harapan dan doa yang dipanjatkanya telah membuka kemurahan Tuhan untuk terus menyayanginya. Datangnya sebuah info kesehatan diprogram televisi swasta tentang terapi alternative dengan media lintah dan herbal. Diikutinya dari awal hingga acara usai, dalam hati beliau berkata, mungkin inilah jalan yang diberikaNYA. Karena fisik beliau tidak memungkinkan untuk berjalan jauh, hanya kunjungan pertama saja tanggal 7 Juli 2010 Bapak Nurdin ke Klinik Hirudo selanjutnya diwakili putranya untuk mengambil herbal ke klinik, terapi pun dicukupkan hanya sekali dengan lintah selanjutnya dengan meminum ramuan herbal secara rutin. Pada tanggal 5 agustus 2010 sudah  botol ke 5 ramuan herbal. Kian hari reaksi herbal pun semakin terasa. Yang paling utama terasa adalah debaran jantung telah berangsur normal, Sakit pada punggung pun hingga saat ini belum dirasakan lagi, dan yang paling luar biasa, beliau tidak panic saat berada dikamar mandi. Lain halnya dulu. Tidurpun sudah normal kembali. Ada suatu harapan serta asa yang tersimpan, semangat hidup yang besar telah menjadi kekuatan untuk beliau, bertahan ditengah orang-orang yang begitu memiliki banyak cinta untuk beiiau. Untuk mereka ; istri tercinta serta para sang buah hati, disanalah tempat yang memang seharusnya kita berada, karena kitahidup memang untuk kasih dan cinta yang selalu menanti. Semoga apa pun yang bapak Nurdin alami, menjadi sebuah inspirasi untuk siapa pun yang mengalami hal serupa. Hidup ini terlalu indah untuk disesali, biarlah segala apa yang terjadi menjadi sebuah ungkapan cinta Tuhan pada hidup kita. Dengan segala "kepedulianNya" kita akan lebih bisa menghargai hidup, menjaga hidup Serta mensyukurinya.  NURDIN SIDAURUK  (56 )
LEMAH JANTUNG Sebelum juni 2009 saya merasa seperti orang yang paling sehat sedunia, semua makanan tidak dipantang sama sekali. Tapi, setelah terbaring di sebuah rumah sakit jantung, barulah terasa faktor usia dan apa yang kita lakukan juga pola hidup yang kita jalani akan sangat menpengaruhi kesehatan tubuh kita. Lemah jantung, itulah hasil lab dan analisa dokter yang merawatku. Semua kegiatan yang berlebihan harus dikurangi termasuk bicara, nafasku berat bila terlalu banyak bergerak. Dilarang naik pesawat terbang dikuatirkan bisa ampal dan banyak lagi rambu-rambu yang harus ditaati.
Awalnya diberitahu oleh seorang teman yang menonton tayangan disuatu stasiun televisi dalam acara interaktif penyembuhan “penyakit jantung”. Pada tanggal 25 juli 09 saya mulai mengikuti terapi di klinik Hirudo, dalam kondisi yang masih lemah, di kunjungan ke 2 tanggal 29 juli 09 kondisi saya mulai ada perubahan yang tadinya wajah, tangan dan kaki dingin sudah hangat kembali, juga tenaga yang hilang mulai pulih, tidak ada rasa nyeri lagi. Pada kali ketiga gangguan tidur sudah teratasi. Selesai terapi keempat saya sudah bisa melakukan kunjungan kerja ke Turki, perjalanan udara saja 19 jam per trip. Pulang dari Turki kondisi kesehatan saya sudah semakin baik. Padahal untuk masa jabatan yang akan berakhir oktober 2009 pekerjaan kadang selesainya pada dini hari. Di dalam masa perawatan kondisi saya secara keseluruhan cukup baik. Dikunjungan ke 16 hampir semua keluhan pada jantung saya sudah tidak terasa lagi. Buat saya terapi ini, terutama ramuan herbalnya sangat baik dan cepat mengatasi penyakit jantung yang saya alami. Terima kasih, Klinik Hirudo.
Jakarta 08 october 09
M Junaedi SE [52 thn]
Anggota DPR RI 2004-2009
Komisi V - Panitia Anggaran

KU SEMATKAN ASA DIANTARA TUBUH RAPUH KU [ JANTUNGKU BOCOR …]
Farida H. Rumodar

Bukan hal yang mudah ketika pagi ku awali kehidupan dengan nafas yang tersengal. Begitu sulitnya hingga aku tak tahu harus berbuat apa. Rutinitas ku ditahun 2002 sebagai seorang mahasiswi di Universitas Bung Karno semester IV jurusan ilmu komunikasi jurnalistik, begitu menyita tenaga dan waktu ku. Kondisi ku yang sensitif dan sakit-sakitan, mengharuskan ku menyewa tempat tinggal yang dekat dengan kampus. Tiap kali naik bis umum, aku selalu mual dan muntah-muntah, itulah satu-satunya alasan yang memaksa ku untuk berpisah sementara dari keluarga.

Sebagai bagian dari tim paduan suara kampus, aku sering keliling kota, tapi lagi-lagi aku hanya jadi bumerang. Aku malu, sampai-sampai harus pinjam tabung oksigen emergency milik ketua yayasan kampus ku. Ibu Rahmawati Soekarno Putri, kebetulan beliau menjadi penyelenggara acara haul Bung Karno di Blitar. Saat gladiresik tiba-tiba nafas ku sesak, tubuh gemetar dan mual, aku pun dilarikan kerumah sakit terdekat.

Sekembalinya aku dari Blitar, sakit ku berlanjut dan mendadak serius. Sebenarnya kondisi seperti ini terus berulang, dari awal 2001 aku sering masuk IGD RS. Cipto, awalnya karena batuk selama 4 Bulan, kadang suhu tubuh mencapai 40°C, dan separuh tubuh terasa keram, hampir mati rasa. Kebetulan aku satu tempat kost dengan teman-teman dari AKPER DEPKES dan YJK (Yayasan Jalan Kimia). Mereka banyak membantu ku, hingga aku disarankan membeli tabung oksigen sebagai alat bantu darurat, ukurannya sama persis dengan yang biasa digunakan untuk menyelam. Walau begitu aku tetap memeriksakan kondisi ku tiap bulannya.

Awal 2002 aku kembali dirawat di RS. Cipto, tetapi satu bulan sebelumnya aku sempat dirawat disalah satu Rumah Sakit di Sunter selama 4 hari. Diagnosa terakhir di RSCM aku terjangkit Broncopnemounia, aku tidak tahu apa penyebabnya.

Kondisi keuangan ku yang tidak stabil membuat ku tak mengutamakan menu dan lingkungan. Aku makan apa adanya, mie instan, itulah menu utama ku dikala pagi, siang bahkan malam. Bagi ku yang terpenting aku bisa makan. Bagaimana pun aku tidak ingin menjadi hamba yang tak pandai bersyukur, Tuhan sudah memberi banyak untuk kehidupan ku, aku tak ingin menuntut lebih. Tubuh ku yang tinggi besar, bahkan lebih besar semangat ku untuk hidup. Aku sebisa mungkin untuk tak mengeluh, disela aktifitas ku, masih ada waktu ku sisipkan untuk berbagi cerita pada anak-anak jalanan, bahkan orang-orang yang menamakan dirinya kelompok manusia gerobak tak luput dari incaran ku tuk berbagi suka dan duka. Tepat disamping kedutaan Polandia, Salemba-Jakarta Pusat. Disitulah hampir tiap malam aku berbagi kopi pahit dan ubi rebus.

Kehidupan terus ku jalani, nyeri didada ku kian buruk, entah berapa banyak sudah oksigen ku isi secara berulang. Hampir setiap hari harus ku isi sobat kecil ku itu, tenaga dan materi tak terhitung, honor artikel yang ku dapat tak lagi mencukupi, aku mulai lelah dan putus asa, Dokter teleh menerangkan bahwa hasil echo jantung yang ku lakukan atas perintahnya telah menghentikan rasa tanya dihati ku. Aku pernah marah pada kehidupan, tapi kali ini hidup menampar ku lebih keras, jantung ku bocor, aku tidak mengerti, yang ku rasakan betapa aku ingin berlari dan mencari punggung untuk ku bersandar, aku takut Tuhan. Selama ini aku begitu tegar, aku punya keluarga yang menyayangi ku, aku punya sahabat-sahabat yang baik, tapi saat itu aku hanya ingin menangis. Apa yang salah, aku tidak pernah melanggar norma kehidupan ku, hidup layak tanpa rokok dan lain-lain. Yang normal dan wajar pada umumnya.

Operasi adalah jalan satu-satunya, itulah yang dianjurkan dokter tiap kali aku kontrol ke Poli Jantung RSCM. Keluarga ku tidak setuju. Banyaknya kerabat dan kolega ayah ku yang koma karena efek dari operasi. Membuat Ibu, Ayah dan Kakak-kakak ku tak sepaham dengan apa yang ku mau. Tahun 2003, seorang Dokter di RSCM memberikan ku saran untuk melakukan operasi gratis, prosedur dari sebuah yayasan jantung membuat ku wara wiri mencari kemudahan diantara birokrasi yang sulit. Beberapa teman membantu mencarikan informasi agar aku dapat keringanan biaya. Tapi lagi-lagi aku terbentur syarat, bagaimana pun ijin tertulis dari keluarga harus ku dapat karena itu adalah syarat mutlak. Ditengah proses perijinan, aku berjumpa dengan seorang Bapak, Beliau rujukan dari RS di Palembang. Karena menuju poliklinik yang sama akhirnya kami pun berbincang tentang semua, kesamaan nasib dan lainnya. Ada rasa nyeri yang meronta dihati ku, aku takut mengalami hal yang serupa dengan Bapak itu. Beliau sudah lebih dari 2 kali operasi tapi keadaannya tidak bertahan lama. Bekas luka sayatan dan jahitan membuat nafas ku ingin berhenti, yang ada hanya ucapan “Oh Tuhan” desis ku dihati nyaris terdengar, rasa takut tak dapat ku pungkiri.

Awal 2004, aku kembali bekerja, walau posisinya sebagai tenaga paruh waktu tapi aku cukup menikmati posisi ku sebagai seorang penulis. Skripsi telah menanti ku, tapi bagaimana pun aku harus selesai tahun ini, aku tidak ingin menyia-nyiakan beasiswa yang susah payah ku raih, walau hanya 1 semester tapi aku bangga dapat mengurangi beban keluarga ku.

Diakhir proses skripsi, aku kembali masuk rumah sakit. Skripsi membuat ku lupa tidur dan makan, dan hingga akhirnya lagi-lagi jarum infus menancap dilengan kiri ku. Batuk ku mengeluarkan spuntum/dahak bercampur darah, aku semakin lemah. Pendarahan selama 1 Bulan pada rahim ku, entah karena apa, aku tidak mengerti. Ditengah sakit yang menyiksa, Tuhan telah banyak memberi ku kekuatan hingga mampu ku selesaikan skripsi. Dosen pembimbing yang begitu baik, Bpk. Drs. Pungkut Adnan Lubis, M.Si. Beliau bukan saja seorang dosen, bagi ku beliau banyak memberikan siraman pada batin ku agar aku tegar dan melangkah walau tertatih tapi jangan pernah takut, karena Tuhan tidak pernah jauh, begitu berartinya kalimat itu hingga ku putuskan untuk kembali ke rumah, tinggal bersama keluarga dan kakak-kakak tercinta. Semua obat-obatan telah ku buang, mereka membuat ku ketergantungan. Aku muak oleh efeknya. Pinggang ku selalu sakit, dan pipis terus menerus membuat ku menjadi insommia, reaksi obat itu terlalu berat.

Dengan segala keterbatasan, ku mulai kehidupan yang baru, dengan semangat seorang pria bernama Husen Rumodar. Pria kelahiran Sorong-Papua, 34 Tahun lalu, telah memberi warna disela hari ku. Dia banyak mengirimkan minyak sari buah merah dari Papua untuk meghentikan pendarahan dirahim ku. Hampir 6 Bulan, aku haid tidak berhenti, tapi setelah aku minum 3 botol selama 3 minggu pendarahan itu berhenti. Walaupun kami tidak pernah berjumpa, karena saat itu aku hanya mengenalnya lewat dunia maya, SMSnya terkirim ke nomor ponsel ku. Ini adalah keajaiban, Tuhan terlalu sayang pada ku, hingga dikirimkannya jodoh untuk ku, doa ku telah didengar Nya. Handphone telah menjadi media perkenalan ku dengannya.

Tahun 2006 akhir kami menikah, dia menerima ku apa adanya, dengan segala kekurangan ku, dengan segala sakit ku. Saat itu aku merasa kuasa Tuhan telah memeluk ku, begitu hangat hingga aku tak ingin lepas dari Nya. Hampir setahun usia perkawinan ku, tetapi sang buah hati belum juga muncul. Tahun 2007 aku memeriksakan diri di RS. Honoris-Tangerang. Hasil pemeriksaan dokter kandungan dan jantung membuat ku khawatir, karena jantung ku bermasalah, membuat ku beresiko besar untuk memiliki keturunan.

Ada kekhawatiran baru, selain khawatir tak mampu memiliki anak, aku pun khawatir suami tak puas dengan biologis yang ku berikan, karena tiap kali berhubungan aku selalu sesak nafas dan darah keluar dari mulutku bercampur spuntum, aku terbatuk-batuk sampai bercucuran peluh. Aku begitu tersiksa, tapi suami ku tetap bersabar, bahkan dia sampai tak tidur demi menjaga ku, dia begitu khawatir. Ditahun yang sama aku masih seperti dulu, lemah dan tak berdaya. Aku tak mampu berbuat apa-apa. Pekerjaan rumah tangga pun tak bisa ku lakukan. Keseharian ku hanya tidur dan berbaring. Mencuci 1 piring kotor pun aku tidak sanggup, berjalan 30 Meter pun sudah terengah-engah. Aku semakin putus asa. Keraguan dan semangat untuk hidup semakin terkikis. Beberapa pengobatan alternatif telah aku ikuti, dari refleksi hingga lainnya, namun tak satu pun yang membuahkan hasil. Hingga pada akhirnya disuatu pagi, minggu tgl 12/8/07 aku tanpa sengaja menekan chanel Trans TV. Sebuah televisi swasta yang saat itu menayangkan sebuah acara informatif, “Good Morning”, mungkin suatu kebetulan, saat itu ada penayangan tentang pengobatan alternatif dengan menggunakan lintah, acara yang dipandu Maudy dan Ferdy, itu sempat menyita perhatian ku. Klinik Hirudo, sekilas nama itu yang disebutkan.

Aku begitu antusias, namun lagi-lagi hambatan datang, aku takut terapi itu mahal, dan lintah begitu menjijikan, akhirnya ku urungkan niat. Karena kondisi kian keruh, delapan bulan kemudian, aku kesana. April 2008, tgl 19 adalah hari pertama ku jalani terapi ekstrim itu. Hari Sabtu yang begitu menegangkan, dengan kondisi lemah, ku lalui proses terapi itu. Hampir satu jam aku dan teman ku berada di Klinik Hirudo.

Entah kata apa yang pantas ku ucap saat itu, tubuh ku begitu ringan, nafas ku begitu panjang saat ku tarik. Aku tidak percaya, apa benar yang ku rasakan saat ini. Aku telah lupa bagaimana indah dan nikmatnya menarik nafas dengan bebas, sakit ku terlalu lama, sampai nikmat itu cepat terlupakan, tetapi saat ini, inilah pertama kali aku menarik nafas panjang tanpa disertai batuk, sudah panjang, tidak dangkal. Aku begitu naif ataukah berlebih, aku tidak tahu, tapi memang itulah yang ku rasakan.

Keadaan ku tiap minggunya berangsur pulih, banyak hal yang sudah dapat aku lakukan, walau belum seluruhnya tapi aku merasakan hal yang pasti dan positif. Dengan menggunakan media lintah, aku merasakan proses alami tanpa resiko dan efek lainnya. Ditambah herbal yang diracik secara alami dan ditangani langsung oleh seorang terapis, tentunya memberikan suatu kualitas yang selalu terjaga. Pengobatan dilakukan tidak hanya diluar tubuh (Disekitar dada bagian kiri), tapi herbal yang diminum pun, aku dapatkan, lengkap, manfaatnya begitu terasa. Sedikit demi sedikit aku pun merasa pulih. Saat ini kondisi kesehatanku telah normal kembali.

Setelah proses terapi berjalan, begitu pun dengan menstruasi ku, kini tiap bulan dapat ku rasakan tamu bulanan secara normal, walau telat 2 sampai 4 hari, tapi itu tidak masalah, karena sebelumnya 3 sampai 4 Bulan sekali baru ku rasakan haid. Tubuh terasa lebih segar, proses terapi itu telah mengembalikan kepercayaan diriku. Tubuh Obesitas (Kelebihan berat badan) yang selama ini ku miliki, sedikit demi sedikit susut.

Sungguh aku ingin berbagi untuk para sahabat, janganlah sampai menunggu lama untuk bertindak, karena waktu tidak akan pernah menunggu. Ambillah kesempatan ini bila kalian bernasib sama dengan ku. Jantung adalah mutiara kita, jangan ragu, yakinkanlah hati untuk sembuh. Aku Farida H. Rumodar (30 Tahun), ini adalah kesaksian ku. Aku melakukan ini murni semata-mata untuk berbagi pada para sahabat yang mengalami hal serupa dengan ku. Ini adalah suatu kemudahan dan solusi, jangan pernah takut untuk mencoba. Klinik yang berada di Jakarta barat ini, persisnya dikawasan Grogol dekat, kampus Trisakti, dijalan Dr. Makaliwe I No. 16. telah terbukti banyak memiliki kelebihan. Walau tempatnya begitu sederhana, tapi telah memberikan manfaat yang luar biasa. Aku berharap dan terus berharap, semoga artikel sederhana ini mampu memberikan titik terang bagi para sahabat untuk mendapat kehidupan yang lebih sehat dan bermanfaat. Bila suatu saat Tuhan memanggil ku disaat ku nikmati kesembuhan ini, aku tidak akan pernah menyesal karena yang hidup pasti semua akan kembali kepada Nya. Tapi alangkah bahagianya bila kehidupan yang akan berakhir itu memiliki kesan dan meninggalkan senyum dihati orang-orang yang kita sayangi. Kita mampu tersenyum karena jiwa dan tubuh yang sehat. Terima kasih kepada Klinik Hirudo, tempat yang sederhana namun memiliki ketulusan dan kemuliaan hati orang-orang yang berada didalamnya. Semoga kesederhanaan itu tidak akan pudar walau waktu terus berjalan. Semoga Tuhan selalu memberikan yang terbaik bagi kita, orang-orang yang menghargai hidup dan kehidupan, karena hidup adalah sebuah perjuangan.
Jakarta 10 June 2008

"DILEMA IRAMA JANTUNG" Telah mengusik masa remajanya. Terbukti bahwa penyakit pada jantung tidak mengenal batasan usia, Ritha 18 tahun telah mengalami masalah dengan jantungnya sejak masa kanak-kanak dulu. Perawakannya yang kurus tinggi semakin memberikan suatu ciri sakit pada tubuh lunglainya. Selera makan yang semakin turun dan mudah sekali pingsan seolah mengganggu ruang geraknya sebagai seorang remaja belia. Tidak seperti kebanyakanremaja putri lainnya, ritha lebih banyak menghabiskan waktu dirurnah. Remaja kelahiran ujung pandang 18 tahun lalu ini seringkali rnerasa tak nyarnan karena gangguan pada jantungnya. Detak yang begitu kuat melebihi batas normal mengharuskannya tak berbuat layaknya remaja aktif yang berbagi pada teman-teman sebayanya. Bahkan menjadi pasien tetap disebuah rumah sakit jantung pun telah dilaluinya. Asupan obat dari rumah sakit pun terus menerus dikonsumsi, hingga proses "ablasi" telah dilakukan, yang tujuannya adalah untuk membakar jaringan system listrik yang berlebih di jantung pun telah menjadi tindakan medis yang dilakukan pihak rumah sakit pada dirinya. Namun demikian kondisi ritha masih dalam keadaan yang sama. lrama jantung yang tiba-tiba kuat pun tetap silih berganti,kadang kuat dan kadang melemah hingga mual dan rasa ingin pingsan. Pengobatan dilakukan tidak sebatas dalam negeri, Malaysia pernah masuk daftar tempat yang dikunjunginya untuk mencari sebuah kesembuhan. Tapi hasilnya, ritha kembali pada situasi yang sama ; lemas, detak debaran yang kuat dan berbagai keluhan lainnya, datang silih berganti tanpa tahu kapasitas ritha mampu atau tidak menghadapinya. Waktu yang terus berjalan terhenti dan mengajak ritha dan keluarga untuk mencari sebuah jalan, hingga sebuah info pengobatan alternative dengan media lintah dan herbal di dapat pada sebuah program kesehatan ditelevisi swasta Jakarta. Pada tanggal 25 juni 2010 Ritha diantar oleh kakak dan abang ipanya datang ke Klinik Hirudo. Banyak hal tak terduga, dalam prosesnya yang terkesan sedikit ekstrim karena rasa jijik dan takut menyelimuti ritha. Hal yang wajar karena bagi siapa pun lintah bukanlah hewan yang familiar. Tapi bila sudah dilewati tahapan terapi, semua akan terlihat biasa saja, tidak ada lagi rasa jijik karena semua itu hanya sebuah fobia {rasa takut yang berlebih tanpa sebab yang jelas}. Untuk kesembuhan apapun dilakukan “kata orang”. Dengan racikan herbal dan gigitan lintah, ritha pun dapat bernafas lega. Kini setelah 7 kali terapi dalam masa 2 bulan dan minum ramuan herbal sebanyak 14 botol, debaran yang begitu menyiksa, rasa lemas, dan segala hal tak menguntungkan lainnya berangsur pudar. Selera makannya pun kembali normal. Berat badan mulai naik. la jadi lebih percaya diri mengkiprahkan sayap rernajanya, untuk berbagi pada rekan dan sahabatnya. Diwajah orientalnya kini tersungging senyum bahagia karena telah berhasil melawan ketidaknyamanan yang sempat hijrah kedalam kehidupannya. Klinik Hirudo telah menjadi solusi baginya. Racikan ramuan herbal dari tangan seorang terapis dan gigitan lintah telah memberi warna baru bagi kehidupannya. Kini tidak ada lagi ritha yang lunglai dan pucat pasi, yang ada ritha yang penuh dengan senyuman. RITHA (18)
PERJUANGANKU MENUJU KESEMBUHAN DARI "JANTUNG KORONER"

Efek rokok yang besar tak pernah terbayangkan olehku, hal biasa dan tak ku perdulikan. Aktifitasku disebuah perusahaan swasta yang bergerak dibidang industri menyita banyak tenaga dan waktuku. Saat itu hanya rokok yang mengisi sela waktu kerjaku.

Aku Muin 44 tahun bersama istriku Karmini 42 tahun menetap di bandung dengan kedua putri kesayangan kami. Walau asalku dari Sumatra selatan tapi kota bandung menjadi pilihan untuk tinggal, udara bersih dan sejuk menjadi yang utama karena asma yang ku derita membutuhkan itu semua.Tahun 2005 aku merasakan hasil dari hobi merokok yang selama ini ku jalani.Dadaku serasa berdetak kuat, berdebar, tubuh lemas terhuyung, napas berat. Akhirnya aku pun masuk rumah sakit swasta di bandung. Dengan ragam pemeriksaan dan tindakan medis pun dilakukan, hingga diagnosa dokter pun turun, aku di vonis "jantung koroner".

Satu minggu ku jalani perawatan dan akhirnya kesembuhan pun ku dapat. Pola hidupku tak banyak yang berubah, rokok seolah menjadi pengulangan episode terdahulu. Napas yang berat serta gejala lainnya silih berganti singgah. Intensitasnya yang ringan membuatku tak menanggapi dengan serius semua gejala itu.Melihat keadaanku yang seperti itu, adikku yang kebetulan bekerja disebuah kapal pesiar mencarikan info pengobatan alternatif di internet. Saat itu posisinya sedang di Amerika. Desember 2008 info itu disampaikannya padaku, dipaparkannya tentang terapi alternatif dengan media lintah serta racikan herbal, tapi sayang aku tak bergeming. Akal sehatku terlalu angkuh untuk mencerna itu semua,hatiku tak yakin dengan metode yang terlampau sederhana itu. Akhirnya info itu hanya berlalu tanpa makna ditelingaku.

Februari 2009 aku mengalami serangan serupa. Masuk rumah sakit dan dirawat dengan keluhan dan sakit yang sama namun sedikit lebih berat. Satu minggu berlalu dan aku pun memutuskan berobat jalan. Kondisiku makin buruk, tubuhku lemas. Aku semakin tak yaman dengan kondisi ini. Obat yang ku minum tak lagi banyak membantu. Lelah dengan situasi tersebut akhirnya keluarga pun memutuskan membawaku ke klinik alternatif hirudo tempat yang disarankan adikku setahun lalu.

Tiga jam bandung Jakarta ku tempuh, diantar sanak famili dan keluarga, ku jalani proses awal terapi dengan media lintah yang ditempelkan didada kiriku. Ditambah racikan herbal yang ku minum tiap harinya semakin menyempurnakan proses terapi tersebut. Terapi pertama dan kedua belum banyak perubahan, walau demikian ku jalani dengan sabar, ku pahami benar karena jantung merupakan organ yang sangat sensitif, jadi perlu waktu untuk menanganinya. Ketika proses ketiga aku tak lagi merasakan sesak dan lemas, beban didada kiri seolah lepas. Aku merasa begitu nyaman, dan keluarga tak perlu lagi mengantar ke Jakarta untuk terapi berikutnya, cukup aku dan istriku. Dengan bis umum ku lanjutkan sisa terapiku hingga 10 kali.

Perjuanganku mencari kesembuhan telah menuaikan hasil. Akhirnya ku bungkus rapat opiniku yang meragukan terapi alternatif Klinik Hirudo yang berada di jl.Dr.makaliwe I no 16 grogol tersebut. Saat itu aku terlalu angkuh mencermati info itu, andai saja ku terima saran adikku saat itu mungkin tak perlu berlama-lama ku rasakan sakit didada kiriku dan segudang rasa tak nyaman lainnya.Kini aku telah sembuh, dan aku berharap tak mengulang kesalahan serupa dalam hidupku.
Rokok sebisa mungkin ku hindari karena dari sanalah petaka itu semua bermula.
Bandung 10 june 2009
Bp Muin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar